Daesung’s Gender Bender
Details:
Title :
Daesung’s Gender Bender [Kasus pencurian bra]
Author : Zusli
aka Shin Sung Young
Genre : School,
friendship, comedy
Category : Fanfiction, oneshoot
Casts:
-
Shin Sung Young (Shin Joo Young)
-
Heo Young Saeng (Heo Young Je)
-
Other SS501’s personnels
-
Other Casts
Thanks
to God, casts, and readers..
P.S: Sebelumnya semua FFku pernah aku post di FB :)
~♂♀~
“Kyaaaaa! Sepertinya giliran punyaku yang hilang!”
Beberapa yeoja langsung mendekati
Sung Young yang tampak kebingungan mengobrak-abrik almarinya. Satu per satu
bajunya tergeletak di lantai, almarinya tampak kacau, sangat berantakan. Walau
begitu, pakaian yang dicarinya tidak ketemu, padahal itu pakaian favoritnya
yaitu sebuah bra berwarna biru pemberian eomma.
“Kami berani bertaruh kalau bukan
salah satu diantara kami yang mengambilnya. Kau percaya, kan?” Kata salah seorang
yeoja dari 3 yeoja yang mengerubungi Sung Young.
“Tentu saja! Ini pasti ulah orang
luar! Bukankah musibah ini sudah berulang puluhan kali? Pertama, bra yeoja di
kamar sebelah hilang bulan lalu. Berikutnya milik Yoora eonni, sunbae kita yang
sexynya bukan main itu. Belum lama ini milikmu, kan Misa? Lalu punyaku! Aish~
Aku yakin masih banyak kejadian serupa yang dialami oleh yeoja-yeoja di
Daesung. Hanya saja, mereka tidak menyadarinya. Ini sungguh keterlaluan!
Bagaimana kalau bra-bra itu disalahgunakan? Kita tidak boleh membiarkan ini
terus-menerus atau yeoja di Daesung akan kehilangan semua pakaian dalam.
Pencuri bra itu harus ditangkap dan diberi pelajaran!!”
“Bagaimana kau yakin kalau bramu
dicuri?” Kali ini seorang yeoja cantik dengan tubuh berisinya yang angkat
bicara.
“Hae Bin-ah, bukankah kemarin kau
melihatku merapikan almari? Nah, saat itu aku masih melihatnya dan berencana
memakainya hari ini.”
“Okey, lalu apa yang akan kau lakukan?”
“Tentu saja menyelidikinya. Kita
mulai dari sini, siapa tahu ada petunjuk.”
Sung Young mengambil
pakaian-pakaiannya yang tercecer di lantai. Matanya menjelajah ke segala sudut
berharap melihat sesuatu yang mencurigakan. Teman-temannya akhirnya ikut
membantu memunguti pakaian Sung Young dan ikut mencari petunjuk yang mungkin
dengan cerobohnya ditinggalkan oleh si pencuri.
Sung Young dan tiga teman
sekamarnya, Misa, Hae Bin, dan Hera adalah murid level 2-Brilliant dari Daesung
Senior High School, Seoul yang memilih untuk tinggal di asrama sekolah daripada
bolak-balik dar rumah ke sekolah karena memang rumah mereka cukup jauh. Shin Sung
Young, gadis manis dengan kulit kecoklatannya itu berasal dari Gwangju. Kang Hae
Bin, si montok yang cantik itu berasal dari Busan. Goo Misa yang berambut ikal
dan memiliki tubuh paling tinggi diantara ke3 temannya tinggal di Incheon.
Sedangkan Cho Hera, si gadis mungil berambut pirang berasal dari Gangnam.
“Sung Young-ah! Lihatlah.”
Hae Bin menemukan sebuah benda yang
terjepit di pintu almari, seutas tali dengan beberapa manic-manik yang tersusun
indah. Sung Young langsung menyambar dan menatap tajam benda itu. Itu sebuah
gelang! Gelang bertali coklat dengan salah satu maniknya terukir tulisan ‘H.
Young Saeng’.
“Siapa H. Young Saeng?” Tanya Hera.
“Dia pasti yang mengambil bramu
karena sepertinya salah satu dari kami tidak ada yang memiliki gelang itu.”
Kata Misa sambil menatap takjub gelang yang menurutnya indah. Simple tapi
terkesan elegan dan keren.
“Aku tidak tahu siapa H. Young
Saeng. Tapi aku yakin dia seorang namja karena sebenarnya aku pernah mendengar
nama itu. Namja Daesung yang berani-beraninya mengambil pakaian dalam wanita.”
Sung Young meremas gemas gelang itu diiringi tatapan horror ketiga temannya.
“Aku akan menyusup ke asrama namja!”
~♂♀~
“Kau yakin akan menyusup ke asrama namja?” Hera
terlihat sibuk mengobrak-abrik almarinya, mencari sebuah topi untuk melancarkan
aksi penyamaran Sung Young.
“Yakin 501%! Doakan saja aku berhasil membawa semua pakaian
dalam yang dicuri dan memberi pelajaran pada namja iseng bernama H. Young Saeng
itu.”
“Okey, sekarang kau sangat tampan, sayang.” Misa
selesai memakaikan topi Hera ke Sung Young dan menata rambutnya.
Sung Young berdiri, melihat dirinya di pantulan cermin
dengan bangga. Lihatlah, sosoknya yang selalu modis dengan dandanan feminim
bertransformasi menjadi sosok tampan bertopi. Rambutnya yang panjang diikat dan
diselipkan ke topi sehingga hanya poninya yang terlihat, membuat rahang dan
leher jenjangnya terlihat dengan jelas. Rok-rok pendeknya sudah berubah menjadi
celana jeans yang dipadukan dengan kaos hitam pemberian Oppanya yang tidak
pernah dipakainya karena terlalu polos dan seperti namja menurutnya. Tapi
nyatanya kaos itu sangat berguna sekarang. Ditambah dengan kemeja panjang
berwarna hijau yang tidak dikancingkan semua membuat Sung Young benar-benar
terlihat keren dan tampan di mata sahabatnya. Tidak lupa bagian tubuh Sung
Young dibelit kain agar tidak memperlihatkan lekuk tubuh yeojanya.
“Hei, namja! Mau dong jadi pacarmu.” Goda Haebin
sambil merangkul lengan Sung Young manja membuat yeoja itu risih setengah mati.
Dua teman lainnya hanya tertawa melihat kekonyolan Hae Bin.
“Geurae, let’s go!”
Dengan semangat 45, Misa, Hae Bin, dan Hera mengikuti
Sung Young menuju asrama namja yang membutuhkan waktu 5 menit perjalanan dengan
jalan kaki, sambil sembunyi-sembunyi tentunya.
Hari ini kebetulan liburan musim panas, sehingga 4
yeoja itu dapat dengan bebas keluar masuk asrama dan sekolah tanpa ada jadwal
aktivitas. Untuk liburan musim panas mereka memang tidak pernah pulang, bahkan
hampir seluruh murid namja pun tidak pernah pulang. Mending tetap di asrama,
berkumpul bersama teman-teman, membuat eksperimen dan pengalaman baru yang
lebih menantang seperti yang dilakukan sekarang. Ini sudah seperti bermain
detektif, menyelidiki siapa tersangka yang bertanggung jawab atas hilangnya
pakaian dalam yeoja Daesung.
“Nah, aku akan masuk sekarang.”
“FIGHTING, sayang!” Teriak ketiga temannya semangat.
Sung Young menghela nafas dalam, menyiapkan dirinya
untuk masuk ke bangunan besar itu. Dengan keberanian yang ia kumpulkan,
langkahnya diarahkan menuju pintu utama asrama. Sepi, lorong utama asrama itu nampak
sepi. Yeoja itu menghela nafas lega, diteruskan langkahnya menyusuri lorong
panjang itu, berusaha menemukan tanda-tanda si pencuri bra.
Bruk! Karena terlalu gugup, Sung Young malah menabrak
seseorang di persimpangan koridor membuatnya terjengkang begitu juga dengan
namja yang ditabraknya.
“Yaaa! Kalau jalan hati-hati, dong.” Omel seorang
namja berkulit sangat putih pada Sung Young yang masih terduduk di lantai.
Namja tadi segera membantu temannya yang terjatuh. Kini dua orang namja sudah
berdiri tegak di hadapan Sung Young yang menunduk takut.
“Apa aku harus menolongmu
berdiri?”
Namja berambut hitam yang
tadi terjatuh sekarang jongkok di hadapan Sung Young, mengamati orang asing di
depannya dengan mata sipitnya. Sung Young dapat dengan jelas melihat wajah
namja yang ditabraknya. Yeoja itu sedikit tersentak ketika melihat sebuah senyuman
terukir di wajah si namja yang menurutnya, umm…sangat manis.
“Berdirilah! Mianhaeyo,
mungkin karena terlalu asyik bercanda dengan Hyung Jun, aku tidak memperhatikan
kehadiranmu.” Sung Young tersadar dan segera menerima uluran tangan si namja
yang ingin membantunya berdiri.
“Geurae, aku pergi dulu.”
Si namja menepuk pundak Sung Young dan mengajak temannya yang putih seperi tembok
berjalan itu untuk pergi. Sung Young masih saja terdiam, merasa aneh semnjak
kejadian yang dialaminya beberapa detik lalu.
“Hey! Topimu bagus.” Kata
si namja putih yang tadi diketahui bernama Hyung Jun sambil berlalu. Sung Young
hanya tersenyum.
“Huh, apa itu tadi.”
Sung Young yang akan
melanjutkan perjalanan tapi tiba-tiba ia dihadang oleh dua orang namja. Namja
tinggi berambut merah serta berkacamata dan seorang namja berambut pirang yang
sedang menikmati jus. Jantung Sung Young bekerja cepat lagi saat ditatap aneh
oleh dua namja itu.
“Kau anak baru? Aku belum
pernah melihatmu.” Tanya si namja berkacamata sambil mendekati Sung Young,
menyelidikinya, meneliti setiap jengkal tubuh Sung Young yang sukses membuat
yeoja itu risih.
“Ish, jangan mentap
seperti itu.” Protes Sung Young dengan suaranya yang sengaja dibuat-buat berat
seperti namja.
“Ah, namja ini kurus dan
pendek sekali. Lihatlah Hyun Joong-ah, dia hanya sebahuku, hihi.” Si namja
berkacamata berdiri tegak di samping Sung Young, membandingkan tinggi mereka
yang hanya dibalas Sung Young dengan cibiran.
“Yah, kau benar, Jung
Min-ah. Tapi, setidaknya dia lebih tampan darimu.”
“Hiyaaa! Tidak bisa! Kau
buta, ha? Lihatlah, namja tinggi di depanmu ini adalah namja PALING TAMPAN di
Daesung!” Kata namja bernama Jung Min itu sambil melepas kacamatanya, memasang
gaya sok cool dan tampan membuat Hyun Joong berpura-pura seperti akan muntah.
“Ne, ne, ne, namja tampan
yang ditolak 5 yeoja.”
“Yaaaaa! Itu tidak benar!
Aku yang menolak mereka, tau!”
Sung Young hanya bengong
sedari tadi melihat perdebatan konyol tak penting ini.
“Oh, iya, siapa namamu
anak baru?” Hyun Joong beruaha tidak mempedulikan Jung Min yang sedang
mengomel-ngomel sendiri.
“Oh, joneun
Shin..umm..Shin Joo Young imnida.”
“Joo Young-ssi? Ah ya,
namaku Kim Hyun Joong, bangapta.”
“Dan aku Park Jung Min
yang berkarisma, catat itu.” Sung Young hanya terkekeh mendengar kenarsisan
namja satu itu.
“Ck, panggil saja dia mal
(Mal = Horse). Kkaja ikut kami ke cafetaria!” Hyun Joong langsung merangkul
Sung Young, sok akrab, sambil berjalan meninggalkan Jung Min yang terdiam.
“Hyaaa, tuan alien!!
Jangan pernah memanggilku mal atau kau akan kugigit! Hey, hey, kalian!
Jamkkanman!!!”
~♂♀~
“Jadi, mana yang namanya
Young Saeng?”
Sekarang Sung Young, Hyun
Joong, dan Jung Min sudah duduk manis di cafetaria sambil menikmati jus dan
kue. Sung Young sengaja mentraktir Hyun Joong dan Jung Min untuk menarik hati
mereka, berharap dua namja itu bisa memberikan informasi tentang murid namja di
Daesung dan berharap bisa langsung mengetahui siapa pencuri bra itu.
“Kau lihat tiga namja di
sana? Namja berambut coklat dan…bukankah 2 lainnya itu sudah bertemu denganmu?”
Sung Young menengok kearah
yang ditunjuk Hyun Joong. Matanya langsung terpaku pada namja berambut hitam
yang ia tabrak tadi. Yah, namja dengan tatapan lembut dan senyum menawan.
“Mereka bertiga itu ‘3
men’nya Daesung. Kekerenan, ketampanan, dan kepintaran mereka membuat
namja-namja envy, para seonsaengnim bangga, dan pastinya membuat yeoja-yeoja
terpesona. Tidak sedikit yeoja yang ingin menjadi pacar salah satunya.”
Sung Young hanya mengangguk-angguk
malas. Selama di Daesung ia tidak penah tahu kalau ada manusia-manusia popular
seperti 3 namja yang sedang tertawa-tawa itu. Mungkin karena memang Sung Young
dan ketiga temannya tidak tertarik dengan hal-hal itu. Mereka akan lebih tertarik
pada isu adanya hantu namja di toilet atau isu-isu pembunuhan di Daesung. Tapi
sayang sekali kejadian itu jarang sekali terdengar.
“Hm, kalian juga iri pada
kelebihan-kelebihan mereka?”
“Hahahaha, kalau aku sih
tidak. Aku merasa sudah cukup tampan, pintar, bahkan punya 3 pacar. Aku tidak
suka mengumbar kepopuleranku, cukup begini saja apa adanya, berpenampilan
sederhana dan berteman dengan kuda liar. Ini semua sudah membuatku bersyukur.”
Pletak! Jung Min menjitak
Hyun Joong karena secara tidak langsung menyebutnya kuda. Sung Young lagi-lagi
tertawa melihat tingkah lucu Jung Min. Ia merasa kagum dengan kata-kata Hyun
Joong. Tapi…ada beberapa hal yang membuatnya tidak suka. Yaitu pengakuan Hyun
Joong tentang pacarnya yang ada 3 dan ketidaksopanannya memanggil Jung Min
dengan sebutan kuda liar. Padahal menurut Sung Young, namja bernama Park Jung
Min itu tidak seperti kuda, malah terlihat tampan. Mungkin yeoja-yeoja
menghindarinya karena tingkahnya yang sedkit ‘gila’ dan ‘liar’ seperti kuda
*LOL*.
“Ish, jangan menjitakku!!
Joo Young-ssi, Jung Min ini salah satu namja yang iri dengan kepopuleran
mereka. Si kuda selalu berusaha berpenampilan keren agar banyak disukai yeoja.
Tapi nyatanya…”
“Anieyo! Jangan percaya
pada tuan alien.”
“Jung Min-ssi, menurutku kau
lebih tampan dan keren jika menjadi dirimu sendiri. Dengan sifatmu yang kocak
dan bebas, aku yakin tidak sedikit yeoja yang menyukaimu, percayalah. Asalkan
tidak terlalu berlebihan.”
Jung Min bungkam, terdiam
merenungkan kata-kata Sung Young. Yeah, yeoja itu benar. Jung Min menjadi malu
sendiri.
“Mungkin kau benar.”
“Tentu saja. Ah, kalian belum
menjawab pertanyaanku. Mana yang namanya Young Saeng?”
“Geurae, lihat ini. Young
Saeng-ssi!!” Hyun Joong berteriak, memanggil salah satu dari tiga namja yang
tadi dibicarakan. Ketiganya menengok merasa terkejut mendengar teriakan Hyun
Joong yang menggema di seluruh cafeteria yang sepi. Bahkan ahjussi penjaga
cafeteria juga menengok.
“Ne? Ada apa?”
Sung Young terbelalak.
Ternyata, namja berambut hitam itu, dengan senyum manis itu, dan nama yang tadi
ditabrak Sung Young adalah Young Saeng, si pencuri bra! Tidak disangka, anggota
dari 3 namja popular ternyata begitu pervert, berani-beraninya menyusup ke
asrama yeoja dan mencuri bra. Sung Young mengeluarkan evil smirk, merasa sudah
menemukan targertnya.
“Oh, anieyo. Dia yang
mencarimu.” Sung Young yang disenggol Hyun Joong langsung merubah ekspresinya,
kaget. Sekarang tiga namja popular itu menatap Sung Young, membuat yeoja itu
mematung takut. Salah satu dari mereka yang tadi bernama Hyung Jun berbisik ke
Young Saeng.
“Ah, senang bertemu
denganmu lagi.” Ucap Young Saeng sambil tersenyum.
“A~ ne.”
~♂♀~
“Daritadi kau membicarakan
tentang Young Saeng. Memang ada apa, sih? Apa hubunganmu dengannya?”
Sekarang, mereka bertiga
tengah berkumpul di perpustakaan sekalian membantu Hyun Joong menyelesaikan
tugas Bahasa Inggris.
“Jangan-jangan kau
tertarik dengannya?” Kata Jung Min sambil menunjuk-nunjuk kening Sung Young.
“Ish, bukan seperti itu. Umm…Apa
kalian tahu mengenai kasus pencurian bra di asrama yeoja?” Hyun Joong yang
sedari tadi focus pada tugasnya langsung ikut bergabung mendengarkan.
“Hahaha, bagaimana kau
bisa tahu? Yah, akhir-akhir ini kudengar memang ada kasus seperti itu.
Jangan-jangan kau yang mencurinya.”
“Hey, kuda! Jaga bicaramu,
ck. Aku tidak sepervert itu.”
“Tapi Mr.Alien, aku
melihat bra di tasmu! Atau…jangan-jangan kau memakainya?”
“AISH! Sebenarnya itu
milik eomoni, tidak sengaja terbawa olehku.”
“Hahahaha, alasan basi.”
“Kau menyebalkan sekali
nyonya Mal!” Hyun Joong menjitak jidat lebar Jung Min.
“Hiyaaa! Neo jinja!!”
Karena tidak terima, Jung Min balas menjitak Hyun Joong. Begitu sebaliknya
sampai mereka merasa lelah dan kesakitan.
Sementara Sung Young hanya
bisa menghela nafas melihat kekonyolan mereka, lagi. Dia terus terdiam, memaksa
otaknya untuk bekerja memikirkan rencana yang akan dilakukannya nanti. Yah,
Sung Young berniat menyusup di kamar Young Saeng hari ini juga. Semakin cepat
kebenaran itu terungkap, maka semakin baik dan Sung Young tidak harus
berlama-lama menggunakan pakaian seperti ini serta bergaul dengan namja-namja
aneh. Menurut jadwal yang ada di mading, kebetulan sore ini asrama 501 --termasuk
3 men dan Hyun Joong serta Jung Min-- ada latihan sepak bola. Kesempatan ini
tidak disia-siakan oleh Sung Young.
Atas bantuan Hyun Joong,
Sung Young menjadi tahu letak kamar Young Saeng yaitu berada di lantai 2. 3 men
benar-benar mendapat perlakuan istimewa, mereka diperbolehkan mendiami 1 kamar
untuk 1 orang. Padahal kamar yang lain didiami 3 hagsaeng. Dengan hati-hati
yeoja itu memasuki kamar Young Saeng yang kebetulan sekali tidak dikunci. Wow,
kamar ini begitu besar dan sangat rapi, tidak seperti kamar namja yang selalu
ia bayangkan. Sejenak Sung Young kebingungan, mau memulai mencari darimana
mengingat berang-barang di kamar ini sangat banyak. Akhirnya Sung Young memilih
melihat-lihat almari Young Saeng.
Pintu demi pintu
dibukanya, tapi tidak ada satu pakaian pun yang terlihat seperti milik yeoja.
Sung Young sedikit gugup dan wajahnya memerah saat mencari pada bagian pakaian
dalam.
“Ini menjijikkan -_-“
Walau isi almari itu sudah
awut-awutan, yeoja itu tidak kunjung menemukan apa yang ia cari. Ok, saatnya
pindah ke barang yang lain. Dia membuka-buka loker yang berjejer rapi di
samping tempat tidur. Ah, ternyata Isinya hanya barang-barang tak penting dan
buku-buku. Sung Young sudah mengeluaran banyak keringat mengingat kamar ini
sangat panas dan ia terus-terusan bolak-balik kesana-kemari. Ditambah lagi
senam jantung, takut kalau-kalau ada seseorang yang tiba-tiba masuk.
‘Cklek’
DEG! Jantung Sung Young
berasa melompat melihat gagang pintu kamar bergerak. Gawat! kalau tidak segera
sembunyi, Sung Young bisa ketahuan. Yeoja itu tentu sangat panik tapi berusaha
tetap tenang. Dicarinya tempat yang memungkinkannya untuk bersembunyi. Gocha!
Dia akhirnya memilih untuk bersembunyi di bawah ranjang.
“Y..Young Saeng! Aku
pinjam kamar mandinya ya… aissh, bodoh sekali aku meninggalkan kunci kamar di
lapangan.”
Namja yang sedang
terburu-buru itu --karena menahan sesuatu-- langsung masuk ke kamar mandi. Sung
Young yang sempat menahan nafas karena tegang langsung menghela lega. Dengan
hati-hati tanpa menimbulkan suara dia berusaha keluar dari tempat
persembunyiannya dan bergegas keluar dari kamar berbahaya ini, memutuskan untuk
mencari lagi di lain kesempatan.
~♂♀~
“Eottokhae?? Eottokhae?”
Sung Young langsung
dikerubungi ketiga temannya begitu sampai di kamarnya, yah, Sung Young
memutuskan untuk kembali ke asrama yeoja setelah mendengar keributan di asrama
501 karena Young Saeng gusar mengetahui kamarnya berantakan.
“Walau aku sudah menemukan
si Young Saeng itu, tetap saja aku belum menemukan bra-bra yang dicuri.”
“Aigoo, pintar sekali
namja itu menyembunyikannya. Jangan-jangan, dia sudah menggunakannya untuk
ritual memelet yeoja-yeoja Daesung.”
“Hust, Haebin-ah, jangan
berpikir yang tidak-tidak! Kau mau dipelet oleh namja mesum itu, ha?”
“Hehehe, bukan maksudku Misa-ah,
umm..by the way seperti apa Young Saeng itu? Pasti dia namja yang jelek
sehingga tidak ada yeoja yang mau mendekatinya.”
Sung Young terdiam
sejenak, berusaha mengingat wajah Young Saeng dan..senyum namja itu terus saja
muncul membuat pipinya membara seketika. Digeleng-glengkan kepalanya cepat
berusaha menepis sesuatu yang aneh yang merasuki dirinya.
“Err, menurutku sih Young
Saeng itu tidak jelek. Apa kalian tahu 3 men? 3 namja popular di Daesung?”
“Ah, aku pernah mendengar
dari yeoja-yeoja centil di kelas. Mereka bilang 3 men itu seperti malaikat.”
Ucap Hera sambil mengingat-ingat. Mata Misa dan Haebin seketika berbinar.
“Huh, Young Saeng itu
salah satu anggotanya!” Perkataan Sung Young sontan membuat ketiganya
terbelalak tak percaya. Sama seperti pemikiran Sung Young, tenryata 3 namja
popular yang dibanggakan sekolah bisa sepervert itu.
“Oh, joasseo! Sekarang aku
tahu. 3 men itu nama lainnya adalah 3 yadong angels, hahaha.” Kali ini
perkataan Haebin membuatsemuanya tergelak, seketika kamar asrama nomor 55 ini
begitu ramai dengan tawaan dan candaan mereka.
‘tok tok tok!’
Empat yeoja cantik yang
sedang terbahak itu langsung bungkam mendegar pintu kamar mereka diketuk. Sung
Young yang posisinya lebih dekat dengan pintu tergerak untuk membukanya,
penasaran dengan siapa yang mengetuk.
“Annyeong hasseyo.”
Seorang yeoja tinggi
langsung membungkuk ketika pintu itu terbuka, membuat Sung Young terkejut. Ia
mengernyit mendapati seorang yeoja berseragam sama dengannya tapi nampak asing
di matanya. Yeoja dengan rambut panjang lurus kehitaman dan tubuh yang sedikit
lebih besar jika dibandingkan dengan yeoja lainnya serta sangat tinggi. Tapi
tidak bisa dipungkiri, yeoja itu sangat cantik dan manis saat tersenyum
menampakkan 2 lesung pipi yang menghiasi wajah chubbynya. DEG! Dada Sung Young
langsung tersentak melihat itu, dia merasa aneh dan familiar dengan sosok
dihadapannya.
“Enngg, gwaenchanayo?”
Yeoja asing itu mengernyit heran mendapati Sung Young melamun.
“Oooh, ne. Um, nuguseyo?”
“Na? Joneun Heo Young Je
imnida. Aku murid pindahan dari Gwangju. Oiya, Jung Seonsaengnim menyuruhku
untuk tinggal di asrama no.55. Mohon bantuannya.” Lagi-lagi yeoja itu
membungkuk. Pengakuan barusan membuat Misa, Haebin, dan Hera
terbengong-bengong. Wuah, tidak menyangka kamar mereka akan dihuni oleh satu
makhluk lagi.
“Jinjayo? Ah, kalau begitu
selamat datang di club kami!” Ucap Sung Young seraya mempersilakan yeoja tinggi
itu.
“Annyeong yeorobeun.”
“Annyeong! Young Je-shi,
tapi kau harus menuruti peraturan di sini.” Ucap Haebin sambil memasang tampang
angkuhnya.
“Um, peraturan yang
seperti apa misalnya?”
“Pertama, kami tidak suka
jika ada yeoja yang berlebihan menggosip tentang namja.”
“Kedua, penghuni kamar
no.55 tidak boleh pelit, harus saling berbagi.” Sambung Hera.
“Ketiga, Kita harus saling
menolong dan bekerjasama dalam menjalankan sebuah misi.” Lanjut Misa.
“Keempat, Tentu saja kita
tidak boleh takut, malas, dan bermulut besar, arraseo?” Sung Young sedikit
menekankan kata-katanya sambil berkacak pinggang. “Tapi, masih ada beberapa
peraturan yang menyusul.”
“Wah, Aku kira perturan
seperti apa, hmm..itu peraturan yang sangat mudah. Tentu aku akan berusaha
semaksimal mungkin mematuhinya. Kalian sepertinya teman-teman yang sangat baik
dan menyenangkan.” Kelimanya tersenyum bahagia. Sung Young, Haebin, Misa, dan
Hera langsung menyalami Young Je sambil memperkenalkan diri tentunya. Dengan
cepat mereka sudah akrab dan terlihat seperti sahabat yang sudah lama.
“Ommo, Young Je. Aku tidak
pernah tahu ada yeoja yang tangannya sebesar ini.” Haebin membandingkan telapak
tangannya dengan telapak tangan Young Je yang jauh lebih besar darinya. “Tapi
kulitmu sangat halus.”
“Hehehe, karena aku suka bekerja
keras, tanganku menjadi lebih kekar dan besar. Haha, lagipula ini keturunan.”
“Ah, lihatlah dadamu. Kau
juga suka bekerja keras dengan itu?*plak*” Perkataan kurang ajar Sung Young
sukses membuatnya mendapat 3 toyoran dari Haebin, Misa, dan Hera. Sementara
Young Je hanya tertawa tidak merasa tersinggung sedikitpun karena dia tahu
kalau Sung Young hanya bercanda.
~♂♀~
“Jadi, apa maksud kalian
mengenai sebuah misi?”
Young Je akhrinya bertanya
karena saking penasarannya daritadi keempat teman barunya itu membicarakan
sebuah misi. Dia menjadi semakin penasaran karena asrama namja disebut-sebut.
“Saat ini kami berempat
khususnya Sung Young sedang menyelidiki sebuah misi yang butuh ketelitian,
kehati-hatian, dan keberanian tentunya. Misi mengenai kasus yang tidak boleh
dibiarkan teus-menerus karena ini menyangkut keselamatan yeoja Daesung.”
“Sudahlah Haebin, biasa
saja kalau bercerita.” Omel Misa karena Haebin terlalu mendramatisir,
kebiasaan.
Young Je hanya menatap
Sung Young penasaran, berusaha mencari kejelasan pada yeoja yang tengah terdiam
mengaduk-aduk jusnya dan sesekali Young Je merasa Sung Young mencuri kesempatan
untuk memperhatikannya. Bahkan Young Je juga melakukan hal sama, sesekali
memperhatikan Sung Young karena merasa yeoja itu terlihat begitu familiar.
Tapi…di mana mereka pernah bertemu?
“Ah, ya. Kau tidak tahu?
Sekarang ini sedang marak terjadi kasus hilangnya pakaian dalam terutama bra.
Ini tidak bisa dibiarkan, bukan?” Akhirnya Sung Young membuka suara, mengusir
atmosphere yang sedikit canggung walaupun tangannya tetap tidak mau diam, terus
mengaduk-aduk jusnya.
“Jinjayo? Siapa yang
melakukannya?”
“Nah, maka dari itu kami
berusaha menyelidiki siapa pelakunya dan kalau bisa menangkapnya, membuatnya
jera, atau memberinya pelajaran yang tidak akan pernah ia lupakan.” Kata Hera
tampak semangat.
“Dan kami mengira bahwa
pencuri itu adalah murid Daesung juga, lebih tepatnya murid namja.” Sambung
Misa.
“Dan juga…salah satu dari
kita punya ide jenius dengan menyamar sebagai namja dan menyusup secara
diam-diam di asrama namja.” Lanjut Haebin.
Young Je menghentikan
aktivitas memakan wafflenya --yah, mereka berlima sedang di cafeteria-- Sedikit
kerutan tercipta di dahinya tanda yeoja itu heran. Atau, dia mungkin sedang
memikirkan sesuatu. Sejenak tatapannya beralih kearah Sung Young yang juga
menghentikan aktivitas memainkan minumannya.
“Umm, memang siapa yang
menyamar?”
“Ahh~siapa lagi yang bisa
setampan dan sekeren itu jika bukan Sung Young. Aish, aku benar-benar naksir
kamu!!”
Haebin dengan genit
menyenggol-nyenggol lengan Sung Young dan sukses yeoja iu mendapat toyoran.
Sung Young yang merasa aneh terus diperhatikan dengan tatapan yang tidak biasa
langsung menghentikan aktivitasnya membully Haebin. Sejenak ia berdeham.
“Yeaah, dan aku tahu siapa
pelakunya. Dia salah satu anggota namja popular di Daesung. Namanya…Young Saeng!”
~♂♀~
Keesokan harinya, Sung
Young memutuskan untuk melanjutkan aksinya. Tentu dengan bantuan dan support
ketiga sahabatnya plus anak baru itu. Sekarang dia sedang bersiap, mengganti
baby dollnya dengan pakaian namja. Kali ini sebuah kaos putih polos dilengkapai
dengan jaket baseball berwarna hijau kesayangannya. Tidak lupa topi Hera
dipakainya untuk menutupi rambut panjangnya.
“Aduh, kau selalu terlihat
tampan.”
“Apanya? Ini jelek sekarli,
Hae!”
“Haha, kkaja kkaja! Eh,
Young Je-ah, kenapa daritadi kau menutup matamu? Masih mengantuk?” Tanya Hera
heran melihat sedari tadi anak baru itu hanya terdiam, berbaring di kasur,
memeluk boneka angry bird Sung Young sambil terpejam.
“Mwo? Umm..anieyo. Apakah
kita akan berangkat sekarang? Jja!”
Akhirnya berangkatlah 5
yeoja itu beriringan menuju asrama namja. Dengan segenap keberanian dan mental
yang telah dipersiapan, Sung Young berjalan perlahan menuju halaman namja yang
tampak sepi karena ini masih pagi. Biasa, namja-namja akan malas terbangun di
hari libur. Apalagi udara saat ini begitu dingin.
“Sung Young-ah! Bisakah
aku ikut denganmu?” Kata Young Je sedikit keras mengetahui Sung Young berada
agak jauh di depannya. Misa, Haebin dan Hera menatap Young Je tajam merasa
yeoja itu terlalu berisik.
“Jebal, aku..aku ingin
terlibat dalam misi ini, bisakah? Aku akan membantumu.”
“Huh, neo. Sudah tidak ada
waktu, jja!”
Sung Young langsung
menarik Young Je. Kali ini mereka berjalan memutar tidak memasuki pintu utama
mengingat Young Je tidak menyamar. Mereka mencoba memasuki pintu lain. Young Je
hanya bisa mengikuti Sung Young dari belakang. Gocha! Mereka menemukan pintu
tepat di sisi kanan gedung. Baru saja Sung Young akan membukanya, gagang pintu
itu bergerak-gerak tanda ada seseorang yang akan membukanya dari dalam.
BRUK! Karena terburu-buru
berbalik, Sung Young malah menabrak Young Je yang sedari tadi berdiri di
belakangnya. Hup! Sung Young berasa membeku merasakan tangan Young Je
menahannya agar tidak terjatuh begitu menabraknya. Wae? Kenapa seperti ini?
Sejenak waktu di antara mereka serasa berhenti. Sung Young seperti orang bodoh
terus saja menatapi wajah Young Je yang sama terkejutnya.
“Joo?? Aigooo..pagi-pagi
sekali kau sudah bercumbu dengan kekasihmu.”
Young Je serentak mendorong
Sung Young menjauh membuat punggung yeoja itu menabarak tembok gedung. Oh,
ternyata itu Jung Min.
“Hey! Tidak seperti yang
kau bayangkan! Ck.”
“Aah, tenanglah chingu,
aku tidak akan bilang kepada siapa-siapa. Woah! Yeojachingu sangat sexy. Ckck,
darimana kau mendapat yeoja setinggi ini bahkan melebihimu, ah, dan dia sangat
montok.” Sung Young terus saja terkikik dalam hati mendengarnya. Sementara
Young Je hanya menatap tajam Jung Min yang memandangnya dengan tatapan mesum.
“Huh, jangan menggodanya.
Jadi, kau sudah bangun? Aku kira kau masih mendengkur di kandangmu.”
“Pendek! Kau sudah
tertular Mr.Alien rupanya, huh. Hari ini asrama kita ada latihan berenang.”
“Di cuaca sedingin ini?
Ck.”
“Itu bukan masalah. Oiya,
sejak semalam aku tidak melihatmu. Kau tidur di mana?”
“Semalam? Oh, aku pergi ke
klinik karena tidak enak badan. Jadi, mungkin hari ini tidak akan ikut
berenang. Bisakah kau mengijinkanku?” Ini akan menjadi kesempatan yang bagus
bagi mereka ber2 untuk menyelediki kamar Young Saeng. Kekosongan kedua ini
benar-benar menguntungkan.
“Oh, geurae. Nah, aku
pergi dulu ya. Hm, selamat bersenang-senang! Haha tapi kau harus hati-hati
karena jika ketahuan kau membawa yeoja, waaa..aku tidak berani membayangkan
hukumannya.”
“Arraseo.”
Sung Young bernafas lega
melihat Jung Min berlari-lari kecil menuju gedung olahraga. Dia segera mengajak
Young Je meneruskan perjalanan. Tapi nampaknya yeoja itu hanya terdiam.
“Hahaha, sudahlah, namja
tadi memang seperti itu. Jja!”
Akhirnya mereka sampai
juga di kamar Young Saeng yang memang sangat sepi. Keadaan tidak berubah,
bahkan perbuatannya waktu itu masih tertinggal. Mungkin saking kesalnya namja
itu menjadi malas untuk beres-beres.
“Kemarin almari dan
lokernya sudah kuselidiki. Jadi kau bisa mencarinya di tempat lain. Kkaja, kita
berpencar.”
Sung Young mulai duluan.
Dia berjalan cepat menuju kamar mandi yang memang sengaja dibuat di setiap
kamar. Beberapa almari yang di sana tidak luput dari jamahan dan
penjelajahannya. Huh, tapi tetap saja. Sung Young tidak menemukan satu benda
yang mencurigakan. Yeoja itu terdiam sejenak di depan cermin besar di tembok, merapikan
topi dan poninya yang sedikit berantakan gara-gara kejadian tadi. Sejenak
peristiwa di depan pintu itu berputar di benaknya.
“Aish, apa itu tadi.”
Karena tidak mau
berlama-lama, akhirnya Sung Young memutuskan untuk membantu Young Je mencari di
kamar.
‘BRUK!”
Tiba-tiba seseorang
mendorong tubuhnya sehingga membentur dinding, membuat punggungnya sedikit
sakit mengingat daritadi terus terbentur. Dengan jelas Sung Young bisa melihat
siapa pelakunya. Itu..itu Young Je. Untuk apa yeoja itu melakukan ini? Kedua
bahunya ditekan agar terus menempel pada tembok. Sung Young semakin berontak
mengingat Young Je sangat dekat, kurang dari 30cm jarak wajah mereka kini. Antara sadar dan
tidak Sung Young seperti melihat kilatan di mata sipit Young Je. Anehnya, Sung
Young tidak bisa melawan kekuatan Young Je. Sebenarnya apa yang terjadi!
“Agh, apa-apaan kau ini?”
Young Je tidak menjawab,
dia malah melepaskan topi yang sedari tadi dikenakan Sung Young. Dilepasnya
juga ikatan rambut Sung Young, sebenarnya perlakuan ini membuat Sung Young
bergidik, merasa teman barunya ini sangat berbeda.
“Geumanhae! Se…sebenarnya
siapa kau?!”
“Babo! Apa kau tidak
pernah merasa kalau wajahku ini begitu familiar?”
Young Je, suaranya berubah
seketika, tidak seperti yeoja bahkan suaranya barusan terkesan berat yang tentu
saja membuat Sung Young tersentak. Young Je atau siapapun itu langsung
melepaskan cengkramannya dari bahu Sung Young, dia beralih mencengkram
rambutnya. Dan…tada! Fakta di depannya ini membuat Sung Young sangat shock.
Bagaimana tidak? Teman baru yang baru kemarin datang ke asrama
ternyata…ternyata seorang namja. Parahnya, dia adalah orang yang dianggapnya
sebagai tersangka. Hah, pintar sekali Young Saeng menyamar dan mengubah namanya
menjadi Young Je. Atau karena memang keempat yeoja itu begitu bodoh sehingga
tidak menyadari ada namja yang menyusup ke asrama yeoja?
Sung Young langsung
bungkam. Hatinya benar-benar bekerja keras, keringatbercucuran membasahi kaos
putihnya. Apa yang harus dilakukannya? Sung Young sudah ketahuan! Tidak bisa
dipungkiri, dia benar-benar takut, tidak mau membayangkan kemungkinan terburuk
yang bisa menimpanya.
“Oh, benar. Jadi waktu itu
kaulah yang mengacak-acak kamarku, huh?”
Sung Young masih terdiam.
Ketakutan 501% menyelimutinya. Dia berniat untuk berlari secepat mungkin kearah
pintu. Han..dul…set…
“Hey, tidak secepat itu!”
Sial! Dengan sigap Young
Saeng menarik lengan Sung Young dan malah menhempaskan yeoja itu ke single
bednya. Kali ini ketakutannya berlipat ganda, apalagi ditambah Young Saeng
tengah melucuti kemeja pink yang dipakainya. Sung Young hanya bisa terpejam,
berdoa semoga dia selamat dari kemungkinan terburuk.
“Kenapa kau begitu yakin
kalau aku yang mencuri pakaian-pakaian dalam yeoja, huh?” Sekejap sedikit
keberanian menghampiri Sung Young.
“Aku menemukan gelang
bertuliskan Young Saeng di almariku, tempat di mana salah satu pakaianku
dicuri! Kau tidak bisa mengelak lagi!”
“Ah, ini milikmu.” Young
Saeng melemparkan milik Sung Young yang sedari tadi tertempel di tubuhnya*oh my
God XD*. Sebuah benda berwarna biru bertuliskan Sung Young di salah satu
talinya. Yeoja itu terbelalak dan memasukkan benda itu ke sakunya cepat-cepat.
“Aku meminjamnya dari Hyung Jun, ingat kan dengan namja super putih itu? Nah,
dialah TERSANGKA yang sebenarnya. Sudah kuperingatkan ia berkali-kali untuk
menghentikan hobynya, tapi dasar otak yadong, dia tidak pernah berhenti.”
Sung Young hanya bisa
mengerjap sambil mengalihkan pandangannya, tidak mau melihat namja di depannya
sedang dalam keadaan tidak enak untuk dipandang.
“Lalu, kenapa gelang
milikmu ada di almariku.” Sung Young sedikit lega Young Saeng sudah mengenakan
kaos coklat.
“HAH, Hyung Jun itu selain
yadong juga pintar sekali mencari masalah. Sudah 3 hari dia meminjam gelangku,
huuf tapi pada akhirnya gelangku malah hilang! Dan parahnya gelang itu malah
terjatuh di almarimu.”
“Jadi, kau menyamar hanya
untuk mengambil gelang jelek itu?:
“Pintar sekali! Lalu
sekarang di mana gelangnya? Aku tahu kau menyimpannya.”
“Ummh, ada di meja
belajarku.”
Sung Young langsung
bangkit untuk mengambil topinya. Dia merasa Young Saeng tidak akan bertindak
macam-macam padanya. Yah, bisa dipastikan, namja itu terlihat baik. Mungkin dia
sangat marah karena sudah menemukan fakta. Tapi sekarang nampaknya namja itu
terlihat baik-baik saja. Hanya saja daritadi mata Young Saeng tidak pernah
lepas dari Sung Young, membuat yeoja itu gugup.
“Kalau begitu, bisakah
nanti jam 4 kita bertemu di jembatan utama? Dan kuharap kau tidak lupa membawa gelangku.”
“O..oh ne. Jadi aku boleh
pergi?”
“Terserah. Kalau kau mau
tetap tinggal di sini juga tidak apa-apa, aku akan sangat senang.” Sung Young
hanya mencibir melihat seulas senyum mesum terkembang di wajah Young Saeng.
Tapi tidak bisa dibohongi, yeoja itu selalu berdebar.
“Oiya, aku harap kau bisa
membantuku menyelesaikan kasus ini. Jebal.”
“Geurae, aku akan memaksa
bocah itu untuk mengembalikan koleksinya dan meminta maaf.” Sung Young
tersenyum lega lalu dia memutuskan untuk segera pergi karena tidak mau membuat
jantungnya terus bekerja cepat.
~♂♀~
“Hey, di mana gelang Young
Saeng?”
Saat di asrama, Sung Young
langsung mencari gelang milik Young Saeng yang ditemukan di almari waktu itu.
Sung Young yakin kalau gelangnya ia letakkan di atas meja belajar tapi kenapa
sekarang tidak ada?
“Oh, gelang ini? Hehehe
aku meminjamnya sebentar.” Kata Misa sambil menunjukkan tangannya yang dililit
seutas tali. “Gelang ini bagus.”
“Aish, sini berikan!”
“Hey, Sung Young-ah,
bagaimana misimu hari ini? Sudah kau temukankah? Oiya di mana Young Je? Aku
tidak melihatnya daritadi. Dan oiya aku tidak me__.”
“Cukup, Hae! Ah, aku harus
pergi sekarang.”
Sung Young bergegas
mengambil langkah seribu, menuju keluar, lebih tepatnya menuju jembatan yang
menghubungkan wilayah atau lingkungan yeoja dengan lingkungan namja. Sial, ini
sudah terlambat 5 menit dari perjanjian.
Ck, ternyata tidak hanya
dia yang terlambat. Bahkan sesampainya di sana, sosok Young Saeng tidak ada.
Mau bagaimana lagi, akhirnya Sung Young memutuskan untuk menunggu, bersandar di
pembatas jembatan sambil memasukkan tangannya di saku jaket.
“Kau sudah datang? Mianhae
terlambat, tadi aku masih membujuk Hyung Jun agar dia mengembalikan semua
koleksinya.” Young Saeng terlihat berpeluh, terlihat dari kaosnya yang sedikit
basah. Mungkin dia terus berlari dari asrama.
“Igeo.”
Sung Young menyerahkan
gelang yang sedaritadi dibawanya. Hanya saja sedari tadi dia terus memalingkan
wajah, berpura-pura mengamati sesuatu. Entahlah, setiap bertatap dengan namja
itu, rasanya jantungnya akan bekerja lebih cepat. Apalagi saat namja itu
tersenyum, dan sialnya namja itu sangat senang tersenyum memamerkan lesung
pipinya yang dalam.
“Gomawo. Hey, sebenarnya
apa yang daritadi kau lihat?”
“O..anieyo. Oiya, mana
temanmu yang pervert itu? Ingin sekali aku memukulinya, ck.”
“Hahaha, aku tahu kau
sangat kesal padanya. Tapi dia meminta agar tidak dipermalukan atau dihajar
karena sebenarnya dia sangat penakut dan cengeng.”
“Penakut? Cih, lalu untuk
apa dia berani menyusup ke asrama yeoja?”
“Entahlah, dia memang
sedikit gila jika menyangkut obsesinya, hehe.”
“ Obesesi? Ish, jinja. Oh,
ya, apa kau sudah gila menyusup dan menyamar ke asrama yeoja hanya demi gelang
jelek dan kuno itu?”
Young Saeng terdiam, mengamati
gelang yang melingkar di tangannya. Sesekali ia tersenyum pada itu, seolah
gelangnya adalah benda hidup. Hal itu tentu saja membuat Sung Young heran,
apakah namja ini tidak waras?
“Ah, mungkin menurutmu ini
hanyalah gelang butut yang jelek. Yah, memang benar, sih karena aku selalu
memakainya. Tapi, aku tidak peduli itu. Gelang ini sangat penting bagiku,
bahkan teramat penting. Hah, gelang ini salah satu benda yang aku punya, benda
yang bisa mengingatkanku pada sosok yeoja yang aku sayangi. Um, lebih tepatnya
ini gelang pemberiannya.” Namja itu ikut bersandar di samping Sung Young,
matanya tidak lepas dari gelangnya, terus diamatinya sambil sesekali dielus,
pikirannya berkelana ke kejadian masa lampau.
“Oh, arraseo. Kau pasti
sangat menyayangi pacarmu sampai bisa seperti itu.” Mendengar pengakuan Young
Saeng tadi membuatnya merasa, entahlah kenapa ada sedikit rasa kecewa dan kesal
menyusup di hatinya? Ommo, apa dia cemburu? Apa Sung Young menyukai Young
Saeng?
“Hey, kenapa wajahmu
seperti itu?”
“Wae? Nan gwaenchana!”
Kata Sung Young sedikit keras membuat Young Saeng tersentak.
“Hahaha, biasa saja, deh.
Eh, tadi kau bilang apa? Pacar? Hah, apakah seseorang yang disayangi selalu
identik dengan pacar?” Kali ini Young Saeng berdiri tegak, menghadap Sung
Young.
“Tentu saja!”
“Yeoja itu nae eomoni.”
“Eh?”
“Hey, kalian!”
Seorang namja berlari-lari
menuju Young Saeng dan Sung Young, memecahkan kecanggungan dan rasa malu yang
tadi menyergap Sung Young karena sok tahu. Namja itu, namja berkulit sangat
putih. Ah, si pencuri rupanya. Sebelum sampai di jembatan, namja itu berhenti
sejenak untuk mengatur nafas.
“Kau lama sekali.”
“Mi..mian Young Saeng.
Dan..padamu.” Hyung Jun langsung berlutut di hadapan Sung Young yang tentu saja
membuat Sung Young terkejut. “Jeongmal jeongmal mianhae, jangan hukum aku.
Aku..aku hanya iseng saja mengambilnya, sungguh! Aku tidak menyalahgunakannya.
Benda-benda itu hanya tersimpan rapi di almari. Jebal..maafkan aku. Igeo!”
Sung Young yang masih
shock hanya terbengong saat disodori plastic kresek yang dia yakin isinya
adalah pakaian-pakaian hasil curian Hyung Jun. Disambarnya cepat kresek itu,
tapi Hyung Jun masih pada posisinya bahkan sambil mengatupkan kedua tangannya,
memohon.
“K..kau. Aku hanya meminta
dua hal.” Hyung Jun yang sedari tadi menunduk langsung mendongak.
“Apapun.”
“Pertama, jangan pernah
kau melakukan itu lagi karena perbuatanmu itu benar-benar menjijikkan dan
keterlaluan. Yang kedua, berdirilah! Aku tidak suka jika ada seseorang yang
berlutut di hadapanku.” Sung Young berniat membantu namja itu berdiri, tapi
diluar dugaan, Hyung Jun malah langsung berdiri dan memeluknya kencang. Tak
ayal, yeoja itu sangat terkejut dan wajahnya memerah.
“Gomawoooo…Aku tahu kau
yeoja yang sangat baik, bahkan saat pertama bertemu di koridor, saat kau
menjadi namja, aku tahu kau sangat baik. Gomawo, gomawo, gomawo.” Hyung Jun
melonjak-lonjak senang dengan posisi masih memeluk Sung Young.
“Heeeeeyyy!! Jangan
mengambil kesempatan! Neo jinja!”
Young Saeng langsung menarik
kerah kemeja Hyung Jun dari belakang, mencoba memisahkan dua orang yang sedang
berpelukan itu. Matanya menatap Hyung Jun sebal, tak suka. Sementara Sung Young
langsung bernafas, mengambil oksigen sebanyak-banyaknya.
“Huh, geurae, aku akan
kembali ke asrama.” Karena tidak mau berlama-lama di depan 2 namja aneh ini
–terutama di hadapan Hyung Jun—Dia memutuskan untuk pergi saja.
“Oiya, aku akan
sering-sering datang ke asramamu.”
“Hey, kau bukan Young Je
lagi sekarang!”
“Hahaha, aku tahu. Tapi
aku akan tetap datang.
“Untuk apa?”
Young Saeng sedikit
mengalihkan wajahnya, mencoba menyembunyikan semburat merah yang tertera di
wajah putihnya. Tapi tak lama kemudian dia kembali menatap Sung Young yang
menunggu jawaban.
“Umm…untuk menjalankan
sebuah misi.” Sebuah senyum terkembang di wajahnya.
“Hah, misi? Misi yang
seperti apa?” Sebuah senyum juga terkembang di wajah Sung Young, tapi senyum
mengejek.
“Hahaha…misi untuk
mendapatkan sesuatu. Sudahlah, lagipula ini rahasia.”
“Cih, kau ini.” Sung Young
langsung berbalik, berlalu meninggalkan dua namja yang masih betah berdiri di
jembatan.
“Nah, sekarang kita juga
harus kembali.” Young Saeng merangkul sahabatnya yang sedari tadi hanya
terbengong menyaksikan percakapannya dengan Sung Young.
“A a a~Aku tahu sekarang!
Kau jatuh cinta padanya ya?” Hyung Jun terus menggoda Young Saeng selama
berjalan menuju asrama, membuat namja itu menoyori kepalanya.
“Apa-apaan sih kau.”
Young Saeng langsung
melepas rangkulannya, lalu berjalan cepat mendahului Hyung Jun. Dia tidak mau
terus-terusan diejek oleh bocah itu, wajahnya sudah cukup memerah sekarang.
Yah, walaupun Hyung Jun benar, dia sedang jatuh cinta, jatuh cinta pada yeoja
yang beberapa hari menyamar menjadi namja tampan. Dan mengenai sebuah misi
untuk mendapatkan sesuatu, sebenarnya itu misi Young Saeng untuk mendapatkan
hati Sung Young.
~♂♀~
Flasback
“ARGH!
Bagaiamana bisa kau menghilangkan gelangku, hah?”
“Maafkan
aku Young Saeng-ah, aku benar-benar tidak sengaja.”
“Harusnya
kau lebih berhati-hati! Gelang itu… kau harusnya tahu kan gelang itu sangat
berharga!”
“Sudahlah
Young Saeng, Hyung Jun benar-benar tidak sengaja dan dia sudah meminta maaf.
Lihatlah, bayi besar itu hampir menangis.”
“Kyu,
kau selalu membelanya. Hah, baiklah, jadi di mana kau menghilangkannya?”
“Terakhir
kali aku pergi ke asrama yeoja, di kamar no.55.”
“Geurae,
aku akan mencarinya sendiri.”
“Hey,
bagaimana bisa kau masuk ke asrama yeoja?”
“Hm,
aku punya ide yang bagus, Kyu.”
♂ THE END ♀
NO PLAGIATOR!!!
NO SILENT READER!!!
0 comments:
Post a Comment