Details:
Title : Slender World
Author : Zusli aka Shin Sung Young
Genre : Horror, fantasy, adventure
Category : Fanfiction, oneshoot
Casts:
- Heo Young Saeng
- Shin Sung Young
- Slender Man :D
- And others…
PS: fanfict ini terispirasi dari game SLENDER. Bagi yang tidak tahu apa itu slender, tanya saja mbah Google :D
Semua FFku sudah pernah aku posting di FB
Thanks to God, casts, and readers…
Happy reading~
***
Ting Tong!
Bel itu sudah berbunyi 7 kali, tapi tidak ada seorangpun yang peduli akan kehadiran seseorang di balik pintu. Sampai-sampai namja berambut hitam itu mendesah kesal panggilannya tidak disambut oleh tuan rumah. Sementara seorang yeoja yang berada di dalam rumah besar itu justru asyik berkutat dengan laptopnya, tidak mendengar atau lebih tepatnya tidak peduli dengan bel rumah yang terus berbunyi. Kamarnya yang memang berada di lantai 2 membuatnya malas turun untuk membukakan pintu.
“Oh, jadi begini? Bukankah kau sendiri yang memnyuruhku untuk datang, ha? Tapi kenapa kau malah membiarkanku berdiri lama di luar? Sementara dirimu malah asyik bermain dengan laptop.”
Yeoja itu tersentak, bangun dari posisinya yang sedang tengkurap di atas ranjang. Seorang namja yang tak lain adalah namja yang ada di luar tadi tengah bersandar di ambang pintu dengan tangan bersedekap, pipinya yang chubby digembungkan tanda ia sedang kesal.
“Geurae, aku akan pulang saja,” namja itu berbalik, berniat untuk pulang. Yah, dia ngambek, atau hanaya pura-pura saja?
“Young Saeng Oppa! Jamkkanman! Jeongmal mianhae, aku tidak tahu,” yeoja yang tak lain adalah yeojachingunya itu langsung bangkit dari ranjangnya, berusaha mencegah kepergian Young Saeng dengan memeluk namja itu dari belakang. Young Saneg hanya tersenyum, jahil, tapi kemudian ia kembali memasang wajah bête.
“Tidak tahu? Aku sudah menekan belnya 7x! Apa aku harus menekan sebanyak 501x baru kau mendengarnya? Aigoo, Sung Young. Untung saja ada Oppamu yang membukakan pintu,” Young Saeng berbalik dan berusaha melepas tangan Sung Young.
“Mian, mian, mian, Oppa, jangan marah. Jeballl,” sekuat tenaga Young Saeng menahan senyumnya melihat Sung Young yang tengah beraegyo dan memohon padanya, ingin rasanya mencubit pipi yeojachingunya.
“Kalau begitu, cium aku dulu.” Young Saeng menunduk sambil menutup matanya, menunggu. Tapi sial! Malah cubitan di perut yang ia dapatkan.
“Huh, aku menuruh Oppa datang bukan untuk itu! JJa, aku baru saja mendownload game bagus.”
Young Saeng hanya menurut saat tangannya ditarik menuju laptop Sung Young yang masih menyala, tangannya masih memegangi perutnya yang terasa perih. Dia langsung duduk bersila di atas ranjang, mengamati apa yang akan ditunjukkan Sung Young padanya.
Karena sudah sering, dia tidak canggung lagi untuk menetap di kamar Sung Young bahkan kerap ia tidur di sini. Baginya, Sung Young justru seperti dongsaengnya karena jarak usia mereka yang terpaut cukup jauh. Tapi tentu saja jika hanya sekedar dongsaeng tidak cukup. Menurutnya, Sung Young itu 3 in 1. Maksudnya, Sung Young itu seperti dongsaneg, fans, dan yeojachingu. Fans? Tentu saja mengingat Young Saeng adalah seorang super star.
“Aku tidak mengganggu jadwal Oppa, kan?” Young Saeng hanya membalas dengan gelengan disertai senyum yang manis. Tangannya sibuk berkutat, membuka-buka folder game baru yang kata Sung Young tadi bagus.
Dua makhluk ini benar-benar pecinta game. Jika sudah menemukan game yang cocok, mereka akan terus berkencan untuk memainkannya. Kadang kalau Young Saeng sedang sangat asyik dengan game yang ia senangi, ia bisa mengacuhkan Sung Young sehingga membuat yeoja itu kesal, begitu juga sebaliknya. Tapi mereka akan lebih sering bekerja sama untuk bermain atau mungkin battle diikuti dengan berbagai taruhan.
“Slender??” kata Young Saneg sambil mengernyitkan dahinya begitu menemukan sebuah game yang ia cari. “Bukankah kau takut saat kita memainkannya? Kenapa malah mendownloadnya lagi?”
“Ini beda, Oppa. Lihat, Selender World Special Edition. Ayolaaah, mainkan untukku, ne?” lagi-lagi Sung Young memperlihatkan aegyonya pada Young Saeng, membuat namja itu menyipit dan mendengus kesal. Yah, kesal karena tidak bisa menolak permintaan Sung Young jika sudah seperti itu.
“Geurae, gaurae.”
“Assaa! Gamsahamnida, Oppaaa,” dengan cepat Sung Young langsung mencium pipi chubby Young Saeng, dan tentu saja sukses membuat namja itu melotot. Walaupun melotot, tetap saja matanya terlihat sipit *LOL
‘Welcome to Slender World. Read the warning before you play it. Click Start to begin this game’
Tulisan merah seperti darah langsung muncul di layar begitu Young Saeng mendouble click game Slender itu. Sung Young sedikit bergidik, tubuhnya semakin rapat ke Young Saeng.
“Ish, baru begini saja kau sudah takut,” ledek Young Saeng membuat Sung Young memanyunkan bibirnya.
Click! Young Saeng sudah meng-klik tulisan start itu, tapi mendadak layar menjadi gelap. Lalu tulisan merah darah lagi samar-samar terlihat. ‘Now! You’re in the Slender World’ Begitulah sekiranya tulisan yang tertera membuat Sung Young dan Young Saeng tak mengerti. Mendadak perasaan aneh menyelimuti mereka. Game ini sepertinya memberikan feel yang tidak biasa. Tiba-tiba lampu kamar Sung Young berkedip-kedip hidup-mati, ngeri. Kemudian muncul asap dari laptop Sung Young, lebih tepatnya dari layar gelap itu.
“Oppa! Apa itu??” belum sempat mereka lari dan berteriak, asap yang semakin pekat itu melahap keduanya.
“OPPAAA!!! AKU TAKUT!!”
“SUNG YOUNG!!”
Entah bagaimana, mereka seperti terbawa melalui pusaran waktu yang gelap dan menyeramkan. Sung Young terus berteriak ketakutan, namun sayang sekali tidak ada yang peduli. Dirinya begitu saja terlepas dari Young Saeng, padahal tadi ia sempat mencengkram tangan namja itu.
BRUKK!! Suara bedebam keras terdengar seiring Sung Young yang mendaratkan pantatnya di lahan yang keras., tentu saja itu sakit. Tapi ia tidak peduli, dia lebih merasa takut daripada sakit. Bagaimana tidak? Sekarang ini ia sudah tidak berada di kamar. Banyak pepohonan yang menjulang di sekelilinya, sangat lebat. Bunyi krik-krik jangkrik terdengar begitu jelas dan nyata. Sinar bulan purnama satu-satunya penerangan Sung Young. Suasana horror ini benar-benar membuat yeoja itu bergidik, apalagi ia sendiri.
“Young Saeng Oppa…” rintih Sung Young takut, sedikit lagi air matanya terjatuh. Dia berjalan tertatih, mengamati keadaan sekitar yang benar-benar sunyi. Ini hutan! Yah, hutan yang rimbun.
‘PLUK’ Kakinya menendang sebuah peti coklat yang rapuh. Karena terantuk batu, peti itu pecah dan memperlihatkan isinya yang sukses membuat Sung Young pucat melihatnya. Itu, itu adalah mata manusia. Mata yang seperti dicongkel paksa dari wajahnya itu terlihat begitu mengerikan. Horronya lagi, mata itu berkedip-kedip kearah Sung Young.
“AAAAAAA!!~” tentu saja yeoja itu kalap. AKhirnya suaranya kembali setelah sekian detik tenggorokannya serasa tercekat akibat takut.
Dari kejauhan, Sung Young melihat siluet yang seperi manusia. Dia sedikit lega ternyata ada orang lain di sini. Yeoja itu berniat meminta bantuan orang yang tengah berdiri mematung itu, mungkin memperhatikannya. Didekatinya orang itu setengah berlari. Hanya saja, tiba-tiba sulur-sulur atau entahlah apa itu menjalar dari belakang orang itu, menyerupai ekor Gumiho. Tapi setelah diamati lebih lekat, sulur itu adalah tangan. Yah, tangan makhluk itu ada banyak sekali. Sung Young langsung tersentak, terdiam. Dia tahu, tahu betul apa itu. Yah, itu si SLENDER, hantu muka rata yang memakai jas, menyeramkan. Makhluk itu seperi zombie yang bisa memangsa manusia.
“UWAAAA!!! OPPAAAA!!” Sekuat tenaga Sung Young berlari berlawanan arah dari langkahnya tadi, berusaha menghindari makhluk itu. Air mata sudah benar-benar membasahi wajahnya saking takutnya.
‘BRUK!’ Tak sengaja Sung Young menabrak sesuatu di depannya karena matanya sedikit kabur akibat air mata. Sung Young jatuh terlentang sambil memejamkan mata, tidak berani melihat kemungkinan apa yang ditabraknya.
“SUNG YOUNG! Jhagiyaa…” melegakan sekali, ternyata itu Young Saeng. Namja itu langsung memeluk Sung Young yang masih saja sesenggukan. Sung Young langsung membalas pelukan namja itu kencang, perasaan sedikit lega menyusup di hatinya, ternyata ia tidak sendiri.
“Oppa, aku sangat takut, jeongmal. Huhuhu…tadi aku bertemu slender man. Sebenarnya kita di mana Oppa? Aku sangat takut,” tangannya semakin erat memeluk Young Saeng.
“Jinja? Kau bertemu Slender Man? Ommona.. Jhagi, sebenarnya kita berada di game yang tadi kita mainkan. Kita, kita di Slender World! See!”
Young Saeng menunjukkan laptop Sung Young yang ternyata ikut masuk ke dalam game ini juga, aneh memang. Yah, mereka sebenarnya berada di Slender World, game yang tadi mereka mainkan. Entah bagaimana, game itu telah menyedot mereka agar ikut berpartisipasi secara nyata memainkan game ini.
‘PERINGATAN! permainan ini bukan sembarangan permainan. Slender World adalah permainan nyata yang membutuhkan keberanian dan kejeniusan si pemain. Sekali Anda memulai, Anda tidak akan bisa kembali kecuali mencari sendiri jalan keluar menuju dunia Anda. Caranya, tentu saja dengan menyelesaikan misi dari permainan ini. BERHATI-HATILAH! Slender Man si pembunuh tidak pernah tidur dan akan selalu mengikuti Anda, serta berusaha menggagalkan misi Anda. SELAMAT BERMAIN’
Sung Young hanya melongo membaca warning yang ditunjukkan oleh Young Saeng. Perasaan takut langsung menyelimutinya lagi, bahkan lebih parah. Young Saeng hanya bisa menghela nafas untuk mengatasi rasa takutnya.
“Oppa, kalau begitu…KKAJA! Kita akan menaklukan game ini!” yeoja itu langsung berdiri, dipasangnya tampang semangat yang sedikit dipaksakan. Disambarnya laptopnya yang tergeletak di tanah lalu mengutak-atiknya, meng-klik tombol mission yang tertera di sudut kanan atas.
“Sung…Sung Young, kau yakin?”
“Young Saeng Oppa! Kalau kita tidak menyelesaikannya, bagaimana kita bisa kembali? Jebal..Aku benar-benar takut, hiks,” Sung Young kembali terisak mengingat dirinya akan terus terdampar di dunia horror ini sampai misi itu selesai. Young Saeng mengerti, sangat mengerti perasaan Sung Young yang tengah dilanda ketakutan. Sebenarnya dirinya juga. Dipeluknya yeojachingu yang sangat disayanginya itu.
“Jhagiya, uljimara. Ne, kita akan menyelesaikan misi ini dengan aman. Aku akan menjamin keselamatan kita, aku akan melindungimu, terus bersamamu. Kau tidak perlu takut, ne? Slender Man tidak akan bisa menyentuhmu selama aku berada di sisimu,” dihapusnya air mata Sung Young yang masih mengalir. “Nah, ayo kita lihat misinya.”
‘First mission! Find this thing’
BIP! Sebuah gambar yang seperti sketsa itu muncul memenuhi setengah layar, disusul muncul tanda X pada sebuah gambar yang muncul di bagian setengah yang lain (ngerti nggak??-__-). Itu ternyata sebuah peta, tempat di mana benda yang harus dicari itu berada. Young Saeng mengernyit bingung dengan gambar itu karena memang tidak terlalu jelas dan hanya hitam-putih..
“Opp..Oppa, sepertinya aku tahu gambar apa itu.”
“Jinja? Memang apa itu?”
“Aku tadi tidak sengaja menendangnya, di tempat pertama kali aku muncul. Itu..sebuah mata.”
“Hah?! Ka..kalau begitu ayo segera kita cari sebelum Slender Man muncul,” Sung Young langsung mencengkram tangan Young Saeng, menghentikan langkah namja itu.
“Justru benda itu…gara-gara benda itu aku jadi bertemu dengan Slender Man,” Hening. Young Saeng hanya diam mendegarnya. Oh, CUKUP! Perasaan takut ini tidak akan bisa hilang jika mereka ber2 masih berada di hutan rimbun yang dipenuhi oleh Slender Man ini.
“Aish, gwaenchanayo. Kkaja! Mungkin Slender Man itu sudah pergi,” Sung Young hanya menurut saat tangannya di tarik oleh Young Saeng. Langkah keduanya sedikit gemetar memikirkan kemungkinan makhluk mematikan bernama Slender tiba-tiba muncul di hadapan mereka, dan juga dengan suasana hutan yang sangat sunyi dan gelap, hanya sinar bulan yang menerangi perjalanan mereka dibantu cahaya dari laptop Sung Young.
Sampailah mereka di tempat Sung Young terjatuh. Yeoja itu sedikit mengingat, di mana dia menendang peti berisi mata tadi. Tentu saja mereka juga waspada, melihat ke sekeliling takut-takut si Slender Man muncul dan menangkap mereka lalu..membunuh, mungkin?
“Oppa! Itu dia!” teriak Sung Young begitu melihat benda bulat di bawah pohon yang tengah berkedip-kedip kearahnya, ouch itu mengerikan. Young Saeng hanya menelan ludah, mencoba menghilangkan rasa jijiknya lalu melepas kemeja yang digunakannya untuk mengambil mata berlumuran darah itu. Untung Young Saeng masih menggunakan kaos.
“KYAAA!! OPPA AWAS!!”
Saat Young Saeng sedang membungkus mata itu, tiba-tiba sosok manusia tanpa wajah muncul dari balik pohon. Slender man datang lagi! Makhluk itu merentangkan tangan-tangannya dan berusaha menangkap Young Saeng yang masih terkaget-kaget.
“LARIII!!!”
Young Saeng langsung menyambar tangan Sung Young, mengajak untuk berlari menghindari si Slender Man. Tak peduli akan arah, mereka terus memacu langkah dengan cepat yang penting selamat dan tidak tertangkap makhluk mengerikan itu. Sung Young langsung tersentak, ternyata makhluk itu mengejar mereka. Dilangkahkannya kaki mereka semakin cepat, cepat, dan…
“AAAAGGHH!!”
Karena terlalu panik, mereka tidak tahu kalau jalanan menurun agak curam. Young Saeng dan Sung Young akhirnya terjatuh dan terguling-guling di tanah yang menurun. Rasa sakit langsung menyergap mereka seiring tubuh mereka yang terguling dan terantuk berbagai macam benda seperti batu, kayu, atau benda hutan lainnya.
BRUKKK! Akhirnya mereka berhenti juga. Young Saeng mendarat dengan posisi terlentang sambil memeluk bungkusan mata itu, matanya terpejam menahan pusing dan sakit di sekujur tubuhnya. Sementara Sung Young seperti tidak sadarkan diri dengan posisi tengkurap. Tapi sejenak yeoja itu bergerak-gerak, merasa aneh dan mencium bau yang sangat menyengat.
“Agghh…Oppaaaah?” diangkatnya kepalanya, mencoba menyesuaikan pandangan yang sedikit kabur. Alangkah terkejutnya, yang dilihatnya justru tumpukan mayat yang berada di bawahnya. Ya! Mereka ternyata mendarat di tumpukan mayat yang sudah benar2 busuk, menjijikkan.
“Kyaaaaaa!!!!” Sung Young langsung berdiri. Young Saeng yang masih terpejam langsung ikut berdiri juga karena terkejut. Baru disadarinya bau itu, bau busuk mayat.
“AA! Tempat apa ini?!”
“Oppaaa!!” Sung Young langsung memeluk Young Saeng kencang, merasa ngeri dengan tempat mereka sekarang. Tentu saja, siapa yang merasa tidak takut berada di tempat yang penuh mayat. “PPALI! Kita pergi dari sini, Oppa!”
‘Triing, triing’ Mereka berdua terdiam mendengar suara itu. Ah, baru disadari ternyata itu suara laptop Sung Young. Sayangnya, laptop itu entah terjatuh dimana. Young Saeng yang pertama bertindak, dia kembali ke tumpukan mayat itu mencoba mencari laptop Sung Young yang dia yakin terjatuh di sekitar situ.
“Ah! Ketemu. Lihat, jhagi, kita dapat pesan lagi.” Mereka langsung menengok ke layar.
‘MISSION COMPLETE! Then, SECOND MISSION, find this thing!’ Kali ini muncul lagi gambar benda yang harus mereka cari. Namun sepertinya itu gambar yang sama, sebuah mata. Sejenak mereka berpandnagan.
“Mata lagi? Ah. tentu saja, mata manusia kan ada dua.”
“Lihat, Oppa! Tempat mata itu sepertinya ada di sini, di tumpukan mayat itu. Terlihat dari peta sepertinya begitu.”
“Ne, kau benar. Aha! Mayat-mayat itu dari manusia, kan? Pasti ada mata, nah kita ambil saja salah satunya.”
Sung Young hanya mengangguk setuju sambil mengacungkan jempolnya tapi dia tidak bergerak, masih mematung di tempatnya. Young Saeng yang mengetahui itu hanya tersenyum, dia tau yeoja itu takut maka dia sendiri yang akan mencari toh hanya satu saja.
Young Saeng menahan nafas sejenak, dibaliknya mayat pertama yang ia jumpai (di sini mayatnya tengkurap semua). TADAA! Namja itu terlonjak mendapati mayat yang menganga, kedua mata dan hidungnya hilang, menyisakan lubang dalam pada wajah si mayat. Dari lubang-lubang itu keluar beberapa belatung yang membuat Young Saeng langsung melilit, ingin muntah. Sung Young yang melihat itu hanya menutup mulutnya sambil mengalihkan pandangan. Apakah semua itu perbuatan Slender Man? Benar-benar mengerikan.
“Aish! Apa aku harus membalik semua mayat di sini hanya untuk menemukan mata?” Young Saeng kesal sendiri, frustasi.
“Oppa, coba kau balik mayat di ujung itu,”
Young Saeng menuju kearah yang ditunjuk Sung Young, tepatnya pada sebuah mayat berjas hitam. Dibaliknya mayat yang Nampak masih utuh itu. YA! Benar saja, di wajahnya masih terdapat satu mata. Mata yang tampak melotot kearah Young Saeng. Sejenak namja itu berpikir, bagaimana ya cara melepaskan mata itu? Apa boleh buat, dia harus memaksanya. Tidak disangka dia akan melakukan perbuatan itu. Dengan sedikit usaha Young Saeng akhirnya dapat mengambil mata itu dari si pemilik. Sung Young hanya terdiam, ngeri melihat mata yang nampak segar itu.
“Bagaimana kau tahu kalau mata ini ada di mayat itu?”
“Hehe, beruntung mungkin. Aku melihat mayat itu nampak baru, yah, ternyata memang benar berada di situ.”
‘Triing, triing… MISSION COMPLETE! Now, find this thing’ Kali ini sebuah gambar yang berbeda muncul.
“Hidung? Ommona, kita harus menemukan hidung?”
“Benar-benar misi yang aneh.”
“Mungkin hidung itu juga ada pada mayat-mayat itu.”
“Anieyo, Oppa. Di peta tidak ditunjukkan seperti itu. Kkaja pergi! Aku sudah tidak tahan dengan baunya, uek.”
“Jamkkanman,” Young Saeng membuka bungkusannya, memasukkan mata yang tadi diambilnya. “Ini hanya game, tidak apa-apa kan kalau aku mengambil mata ini? Tidak akan ada yang marah.”
“Opp..opaa.. Sepertinya kita harus cepat pergi. PPALI!!”
Tanpa mereka duga, mayat-mayat itu bergerak, berusaha bangkit. Wajah Young Saeng langsung pucat mengetahui itu. Apakah itu semua akibat dari ia mencuri mata tadi? Tidak ada waktu lagi, mereka harus lari, secepat kilat pergi dari situ atau kalau tidak mereka akan menjadi santapan empuk zombie-zombie yang sudah semuanya berdiri. Walau kaki dan tubuh mereka terasa sakit, mereka tidak peduli, yang dpikirkan mereka hanya lari dan menghindar. Sepertinya rasa takut yang lebih dominan daripada sakit.
“Geumanhae, Oppa! Ini tempatnya.”
“Mwo? Di tanah lapang ini?”
Yah, mereka sekarang berada di tanah rata yang luas. Mungkin ini satu-satunya tempat yang tidak ditumbuhi pepohonan. Dari sini mereka bisa melihat langit malam dengan jelas. Baru disadari, ternyata bulan yang daritadi menyinari mereka berbuntak seperti kepala Slender Man. Benar-benar malam yang horror.
“Ini aneh, jelas-jelas peta ini berkedip-kedip tanda kita berada di tempat yang tepat. Tapi, seharunya kita berada di sebuah bangunan. Bangunan yang..ummm sepertinya menyerupai sebuah kastil besar. Lihatlah, Oppa!”
“Ne, kau benar. Di peta tergambar sebuah kastil. Ini teka-teki, jhagi, mungkin kastil itu memang berdiri di sini tapi kita tidak bisa melihatnya.”
“Lah, lalu bagaimana kita bisa masuk kalau kastilnya saja tidak terlihat?”
‘TYPE THE CODE’ Tiba-tiba sebuah kotak muncul di layar disusul gambar sebuah kertas dengan beberapa huruf acak.
“Mungkin dengan memasukkan kodenya kita bisa memunculkan kastil itu.”
“Tapi, Oppa. Ini ANAGRAM! Aish~aku paling benci jika sudah berhadapan dengan teka-teki anagram.”
“Itu karena kau tidak pernah bisa menyelesaikannya,” Young Saeng menjulurkan lidahnya, mengejek Sung Young. Yeoja itu hanya mendengus kesal, ngambek.
Ini bukan waktunya untuk bercanda. Mereka harus bisa menyusun huruf acak itu menjadi sebuah kalimat dan diketikkan pada kotak kode. Yah, anagram adalah sebuah permainan teka-teki menyusun huruf atau kata acak. Sialnya mereka mendapatkan huruf acak yang harus disusun menjadi sebuah kata dalam bahasa Inggris.
‘H-W-U-S-P-O’ Sebenarnya hanya huruf-huruf itu yang harus disusun tapi nampaknya Young Saeng kesulitan menyusunnya. Sudah ditulis beberapa kemungkinan tapi tetap saja gagal. Sementara Sung Young, dia hanya bersedekap mengalihkan pandangan dari Young Saeng, sengaja tidak membantu karena ingin mengetes kemampuan Young Saeng yang tadi sempat meremehkannya.
“Kyaaaa!!! Oppa, cepatlah!” Sung Young mendadak panik. Apa gerangan? Ternyata mayat-mayat hidup tadi masih mengejar mereka. Dari kejauhan Sung Young melihat siluet mereka yang begitu banyak. Oh, ini tidak bagus.
“Aaaa~Sung Young-ah, bantu aku,” peluh sudah menetes-netes dari wajah mereka saking takut dan paniknya. Tangan Young Saeng bahkan ikut berkeringat membuat cengkramannya pada laptop terasa licin.
“SHOW UP! Cepat tulis!” Dengan lincah tangan Sung Young mengetikkan huruf-huruf itu, walau sempat salah ketik karena saking paniknya.
Dan benar saja. Sebuah bangunan langsung tampak menjulang tinggi di hadapan mereka. Sejenak mereka terkesima melihat kastil tua yang sangat megah. Aneh memang mengingat ini sebuah hutan tapi terdapat bangunan semegah itu. Aish, tapi ini kan dunia game, apapun bisa terjadi.
“Bagaimana kau langsung tahu dengan sekali melihat?”
“Aigo, Oppa. Itu sangat mudah. SHOW UP artinya muncul atau tampak. Mudah, kan?” Young Saeng hanya memasang wajah blah blohnya merasa tidak memikirkan hal itu.
“Sudahlah, oppa! Cepat masuk!!” mereka harus berlari melewati halaman kastil agar bisa sampai di puntu kastil. Gawat! Zombie-zombie itu sudah sangat dekat.
“AGH! Oppa!!”
Tak disangka, sebuah kepala menempel pada pundak Sung Young, menggigitnya. Yeoja itu kejang sesaat merasa sakit yang amat sangat menjalar dari pundaknya dan langsung menyebar ke seluruh tubuh. Young Saeng yang melihat Sung Young ambruk tak sadarkan diri langsung berbalik untuk menggendong yeoja itu. Tapi sebelumnya ia berusaha menyingkirkan kepala menyeramkan yang masih menggigit. Ternyata itu adalah kepala tempat Young Saeng mengambil mata tadi. Tanpa banyak cakap Young Saeng langsung mengikat bungkusannya ke lengannya, lalu menumpangkan laptop di perut Sung Young, dan digendongnya tubuh yeojachingunya (diharap mengerti XD dan bisa membayangkan)
BRAKK! Pintu tertutup. Akhirnya mereka bisa masuk ke kastil dengan selamat. Untung zombie-zombie itu tidak bisa masuk. Young Saeng menurunkan Sung Young, darah yang berasal dari pundak Sung Young sudah keluar banyak. Namja itu membuka kemeja Sung Young, ingin melihat seberapa parah luka yang di dapat yeoja yang sangat disayanginya. Rasa takut yang dirasakan Young Saeng kali ini lebih terasa. Tentu saja dia takut Sung Young kenapa-kenapa mengingat luka itu terlihat mengerikan, namja itu tidak akan memaafkan dirinya jika hal yang tidak diinginkan menimpa Sung Young.
“Oh, God, eottokhae? Sung Young-ah! Bertahanlah.”
Entah apa yang dipikirkannya, tapi ia langsung menyambar laptop Sung Young, mengotak-atik game itu. Yah, ini kan dunia game, mungkin dia bisa meminta bantuan dari game ini juga. Gocha! Dia menemukan symbol tas yang berisi bantuan. Di-kliknya symbol itu lalu muncul dua kotak.
“Anagram lagi?? Aish~”
Ternyata tas bantuan itu juga merupakan teka-teki. Kotak pertama bertuliskan ‘T-E-L-H-A-H’ dan kotak kedua bertuliskan ‘W-D-R-S-O’. Teka-teki macam apa ini? Young Saeng mengamati kedua tulisan itu. Dia teringat perkataan Sung Young, sepertinya semua anagram ini berkaitan dengan apa yang dibutuhkannya.
“Aha! Aku tahu,” Young Saeng meng-klik kotak pertama dan menuliskan kata ‘HEALTH’ Yah, kesehatan. Dan benar! Perlahan Young Saeng merasa dirinya dialiri oleh air yang sangat segar, melepas semua luka-luka ditubuhnya dan menghilangkan lelah yang sudah daritaid menyerangnya. Sedetik kemudian dia merasa tubuhnya kembali segar, seperti saat kau bangun tidur lalu mandi. Diliriknya Sung Young, luka ditubuhnya sudah hilang bahkan darah yang menodai pakaiannya juga telah lenyap, yang tersisa hanya sebuah guratan seperti bekas luka pada umumnya yang berbentuk huruf S. Young Saeng tersenyum senang lalu dirapikannya kembali kemeja Sung Young. Yeoja itu mulai sadar lagi, matanya bergerak-gerak akan terbuka.
“Jhagi? Gwaenchana?”
“Aku tertidur, ne? Aish, naega babo!”
“Kau tidak ingat? Tadi kau digigit hantu kepala. Tapi tenang saja, mereka sudah tidak ada. Kkaja! Kita harus cepat menyelesaikan misi ini.”
Mereka berdua langsung bangkit untuk menyelidiki kastil yang besar ini. Berbagai ruangan yang ada di kastil sudah mereka selidiki tapi tidak ada tanda-tanda tentang hidung yang harus mereka temukan untuk menemani dua mata yang sudah mereka dapatkan. Sebenarnya mereka tidak tahu, apa gunanya dua mata dan hidung yang mereka cari.
Pada akhirnya sampailah mereka di sebuah aula yang besar, aula utama yang terdapat di kastil paling belakang. Tembok aula yang melingkar ternyata menggambarkan sebuah relief kehidupan Slender. Dalam relief itu terukir gambar-gambar yang menceritakan tentang awal kemunculan Slender Man, entah itu nyata atau tidak. Tapi yang jelas ini hanya sebuah dunia game, tidak ada yang masuk akal di sini. Lalu di tengah-tengah aula terdapat sebuah patung Slender Man yang besar dan menyeramkan. Sung Young sempat menjerit saat pertama melihatnya, mengira kalau patung itu si Slender Man sungguhan. Karena memang ukiran patung itu terlihat begitu nyata atau ini memang sosok Slender yang membeku??
Mereka berdua mengelilingi aula, mencari petunjuk atau apapun. Sung Young menjerit senang saat melihat pintu bertuliskan ‘EXIT’, dia berpikir mungkin jika mereka melewati pintu ini, semua mimpi buruk yang sedang mereka alami akan berakhir. Sung Young langsung saja membuka pintu itu.
‘LOCKED DOOR’ Tiba-tiba kata itu muncul dari layar laptop. SIAL! Pintunya terkunci. ‘FINISH THE KEY’ menyelesaikan kunci? Apa maksudnya? Ah, mungkin mereka harus menemukan kuncinya kalau ingin membuka pintu itu.
“Aish, ayo kita cari petunjuk lain,” kata Young Saeng sambil mengajak Sung Young menjauh dari pintu. Mereka mengelilingi aula itu lagi, gocha! Ternyata ada satu pintu lagi. Young Saeng memutar kenop pintu pelan, dan ‘klik’ pintu itu terbuka. Young Saeng menatap Sung Young, mempertimbangkan apakah mereka akan memasukinya?
“Kkaja, Oppa! Mungkin semua yang kita cari ada di situ.”
Akhirnya mereka memutuskan untuk masuk juga. Aneh, ruangan ini kosong, yah kosong! Tidak ada satu benda pun yang berdiam di ruangan ini. Sung Young mendengus frustasi, hampir menangis karena saking frustasinya. Kenapa misi ini begitu sulit?
“Oppa, kita keluar saja.”
DEG! Jantung mereka hampir melompat melihat sosok yang menghadang satu-satunya pintu keluar. SLENDER MAN! Hantu itu muncul tiba-tiba entah darimana. Wajah Sung Young sangat pucat, dicengkramnya kuat bungkusan yang sedari tadi ia bawa, tubuhnya gemetar melihat sosok menyeramkan itu dari dekat dan telah memojokkan mereka. Ini tidak bagus! Tapi sedikit ada yang ganjal dari wajah si Slender. Sejak kapan Slender Man punya hidung?
“Huee..Young saeng Oppa, eottokhae?” Slender Man masih terdiam. Dilihatnya Young Saeng yang ternyata malah sibuk mengotak-atik laptop yang daritadi ada di tangannya. “Apa yang kau lakukan, Oppa?”
“Ssstt..tenanglah.”
‘TRAANGG’ Tiba-tiba sebuah besi jatuh entah dari mana. Besi yang panjang itu terlihat mengkilap-kilap diterpa sinar bulan yang muncul dari fentilasi. Itu bukan besi biasa, ternyata itu sebuah pedang. Yah, pedang yang sangat panjang dan berkilap. Aneh, darimana datangnya pedang ini??
“Apa itu, Oppa?”
“Ini senjata kita, jhagi! Kau harus keluar saat aku sedang melawan si jelek itu, ne?”
Young Saeng mengambil pedang yang terjatuh tadi. Si Slender Man terlihat tidak suka, dia memunculkun seluruh tangan-tangannya, bersiap melawan Young Saeng yang sudah berdiri gagah dengan sebuah pedang di tangannya. Sejenak Sung Young tercengang, apakah ini akan menhjadi perkelahian sengit?
TRIING! Pedang itu berhasil ditahan oleh Si Slender saat Young Saeng berusaha menghunuskannya. Ini sudah dimulai! Sung Young langsung mengambil laptopnya dan bersiap lari. Sekilas ia melihat tulisan di laptop yang berbunyi ‘SWORD’, ternyata itu adalah bantuan kedua yang diapakai oleh Young Saeng. Wo, genius namja.
Perkelahian seru masih terjadi antara Young Saeng VS Slender Man. Sung Young tidak bisa kemana-mana atau berbuat apa-apa karena si Slender selalu mencegahnya keluar dari ruangan ini. Young Saeng sudah mendapatkan luka goresan yang cukup banyak akibat perbuatan si Slender. Namja itu gregetan sendiri daritadi tidak berhasil mengenai si Slender.
“YAK! RASAKAN INI!”
‘SPLASH’ berhasil!! Young Saeng berhasil menebas hidung Slender Man. Sung Young sadar, itu sebenarnya hidung yang daritadi mereka cari. Ternyata ada untungnya juga Slender Man ini menemukan mereka. Segera diambilnya hidung yang menggelinding itu.
“Dapat! Ayo kita pergi, Oppa!”
“Jamkkanman!”
JLEB!! Dengan sekali hentakan Young Saeng berhasil menusuk dada Slender Man, hantu itu memang sedang dalam keadaan lengah begitu hidungnya terlepas, dan kesempatan itu tidak disia-siakan Young Saeng untuk menusuknya. Sial! Ternyata pedang itu tersangkut di tubuh Slender.
BRAK! Mereka langsung menutup pintu begitu keluar dari ruangan. Sung Young menghampiri Young Saeng, diusapnya peluh namja itu. Walaupun sangat lelah, Young Saeng masih bisa tersenyum, merasa senang dan lega.
“Young Saeng Oppa sangat hebat dan keren tadi.”
“Hehe, tentu saja. Jja! Apa misi kita selanjutnya?”
Mereka langsung mengamati layar laptop. ‘MISSION COMPLETE. LAST MISSION! Find a Slender statue and finish the key there.’ Misi terakhir itu sempat membuat mereka kebingungan. Oke, mereka telah berhasil menemukan patung slender, yah, patung itu sekaranga ada di hadapan mereka. Lalu? Apa maksud dari selesaikan kunci? Mereka bahkan tidak memiliki kunci. Peta yang selama ini memandu mereka pun hanya menunjukkan sebuah pintu yang bertulisak ‘EXIT’ tadi. Ternyata pintu itu memang pintu keluar yang akan membawa mereka keluar dari game horror ini.
“Nah, kita sudah menemukan patungnya, lalu apa?”
“Entahlah, Oppa. Aha! Mungkin semua ini ada hubungannya dengan semua misi yang kita jalani. Coba diingat-ingat.”
“Tentu saja! Kau genius sayang. Kenapa kita tidak menyadarinya, kita kan sudah memiliki kunci-kunci itu. Ini! Isi dari bungkusan inilah yang disebut kunci,” Sung Young menjentikkan jari, setuju. Mereka membuka kemeja yang membungkus 2 mata dan sebuah hidung yang mereka buru. Young Saeng mengambil itu semua dan berpikir sejenak. Lalu dipasangkannya dua mata itu pada wajah patung Slender. ZLEB! Mata itu melesak dan melekat pada wajah patung. Young Saeng tersenyum puas.
“BERHASIL! Ayo lanjutkan, Oppa!”
Young Saeng mengambil hidung lalu dipasangkannya di wajah Slender. Sempurna! Mereka bertiga terlihat sangat pas menempel di wajah patung Slender itu. Tiba-tiba patung itu bergetar, membuat Young Saeng dan Sung Young melangkah mundur, waspada. Muncullah sebuah lubang yang terukir di wajah Slender. Ternyata sebuah mulut. Sekarang lengkap sudah wajah Slender Man yang sangat tampan. Jika diperhatikan sekilas, wajah itu mengingatkan mereka pada KIM HYUN JOONG, hehe.
‘Triing’ Laptop Sung Young kembali berbunyi. Kini sebuah petunjuk lagi muncul. ‘Untuk menyempurnakan, berikanlah setetes darah segar.’ Sejenak mereka berdua berpandangan, bimbang. Patung Slender itu menjulurkan lidahnya, menunggu setetes darah segar.
“Biarkan aku saja, Oppa.”
“Kau gila?! Anieyo, biarkan aku saja! Ish, aku harus melukai diri dengan apa?”
Young Saeng tampak sibuk mencari-cari benda tajam yang bisa digunakan untuk melukai diri. Sayang sekali, pedang tadi tidak bisa diambil dari tubuh Slender. Tanpa diduga, Sung Young menarik kepala Young Saeng, memaksa untuk mendekat padanya. Entah apa yang dipikirkannya, ia malah mencium Young Saeng, lembut. Namja itu hanya bisa terbelalak dan terheran-heran, bisa-bisanya Sung Young melakukan ini, di saat seperti ini, dan di tempat seperti ini. INI TIDAK TEPAT! :D Tapi apa boleh buat, Young Saeng tidak bisa menolak dan justru ikut menikmatinya (LOL) Perlahan ia menutup matanya. TAPI…
“ARRRGGHHH!! Apa yang kau lakukan, Sung Young!?”
Darah segar langsung keluar dari bibir bawah Young Saeng, cukup banyak dan luka yang membekas terasa sangat nyeri. Ommo! Ternyata Sung Young sengaja mencium Young Saeng sekaligus agar ia bisa menggigit bibir namja itu, dan darah yang dikeluarkan bisa digunakan. Benar-benar yeoja yang genius sekaligus mengerikan.
“Bukankah itu luka yang nikmat, Oppa? Hehehe, ppaliya!”
“Ish, akan kubalas kau!” Young Saeng segera mencolek darah di bibirnya dengan jari telunjuk sebelum lukanya menutup, baru saja ia akan mengoleskan darahnya pada lidah Slender, tiba-tiba terdengar suara dobrakan pintu yang berasal dari ruangan tempat mereka melawan Slender tadi. OMMONA! Sosok Slender tadi ternyata belum mati. Dan horrornya, pedang yang tadi digunakan untuk menghunusnya sekarang berpindah ke tangannya, bersiap menebas Young Saeng dan Sung Young.
“PPALI OPPA!!”
Young Saeng langsung mengoleskan jarinya dan segera menarik Sung Young untuk pergi menuju pintu keluar. SIAL! Pintu itu belum terbuka, patung Slender itu masih bereaksi, ck sangat lama. Jika tidak cepat, mereka bisa dibunuh oleh si Slender yang semakin mendekati mereka.
“Huhu, aku takut, Oppa!” Young Saneg terus menarik-narik kenop pintu, berharap terbuka. BERHASIL! Pintu itu berhasil terbuka tepat saat Slender menghunuskan pedang kearah mereka. Pedang itu malah menancap di pintu yang tertutup. Fyuuhh..melegakan.
“YES!! Kita berhasil! Hah, apa kita sudah keluar?”
“Opp..ppaaa…Li..lihatlah itu..”
JENG! JENG! Benar mereka keluar, tapi ternyata zombie-zombie yang tadi mengejar masih menunggu di luar dan sekarang zombie-zombie itu mengelilingi mereka. GOD! Mereka tidak bisa berkutik lagi. Tidaka ada celah untuk maju maupun mundur. Jika maju, mereka akan dimangsa oleh zombie, kalau kembali ke kastil mereka tentu akan dibunuh oleh Slender Man.
“AAAAAAAAAAAAAA!!!~” Mereka berdua berpelukan sambil menutup mata, menunggu saat-saat mereka akan dijadikan bulan-bulanan zombie. Sung Young berteriak semakin keras tat kala sesuatu menyentuh pundaknya, dia pikir itu salah satu dari zombie yang ingin memangsanya. Tapi ternyata…
“Hey, hey! Kalian ini kenapa?!”
Hening. Sung Young seperti sadar akan sesuatu, ia seperti mengenal suara yang sangat familiar itu. Perlahan dibukanya matanya dan berusaha lepas dari pelukan erat Young Saeng. Namja itu juga nampaknya telah membuka matanya.
“Aigoo, aku takut sekali saat mendengar kau berteriak, Sung Young. Aku pikir kau diapa-apain oleh Young saeng,” namja yang berdiri di depan mereka berdua hanya memandang heran. Namja itu adalah Oppa Sung Young. Jamkkanman, berarti mereka sudah kembali ke bumi! Kembali ke dunia nyata! Kembali ke kamar Sung Young!
“Young Saeng Oppa!!! Kita sudah kembali, kyaaaaaa!!”
Sung Young langsung berdiri diatas ranjang dan merlompat-lompat senang, membuat Oppanya mengernyit heran. Fyuuhh, akhirnya semua mimpi buruk itu sudah berakhir, mereka sudah terlepas dari dunia game dan dunia Slender yang horror itu. Melegakan sekali. Di layar laptop Sung Young tertulis ‘Thanks For Playing This Game’itu berarti game itu sudah berakhir. Anehnya, mereka seperti tidak pergi kemana-mana, baju mereka yang lusuh dan kotor kembali bersih seperti semula, bahkan kemeja Young Saeng yang dipakai untuk membungkus mata dan hidung sudah kembali melekat pada tubuh namja itu. Benar-benar seperti semula.
Sung Young yang terlalu asyik melonjak-lonjak di ranjang springbednya tiba-tiba tersandung sesuatu dan malah jatuh menimpa Young Saeng.
“Aish! Appoyo,” keluh Young Saeng.
“Hahaha, aku sangat senang Oppa. Kita bisa menjelajahi dunia Slender dengan selamat! Itu benar-benar pengalaman yang sangat menakjubkan.”
“Ah, harusnya tadi aku membawa handycam dan merekam semua ekspresi takutmu.”
“Huh! Oppa tidak berubah, ck menyebalkan. Tapi apa benar kita mengalami semua itu?”
“Entahlah, coba aku buktikan,” tanpa permisi Young Saeng sedikit menyibakkan leher kemeja Sung Young sampai memperlihatkan pundak yeoja itu. Di kulit putih Sung Young, terukir sebuah bekas luka berbentuk huruf S. Ternyata mereka memang benar mengalami itu semua.
“Uh, aku jadi teringat itu lagi, Oppa. Sungguh sakit. Oiya, aku ingin melihat sesuatu,” kali ini Sung Young meraba bibir Young Sung, berniat melihat sesuatu. Tentu saja, apalagi kalau bekas gigitan yang ia buat. “Hahaha, ternyata aku benar-benar menggigit Oppa.”
“HUH, asal kau tahu saja, itu rasanya sangat menyakitkan. Kau pintar sekali mengelabuhiku dengan ciumanmu, ck. Sekarang akan kubalas kau!!” Sung Young tampak berkelit, ingin lepas dari Young Saeng yang memeluknya erat.
“Hey, kalian! Tidakkah kalian tahu kalau aku masih di sini?! Huh, menyebalkan,” Young Saeng dan Sung Young hanya terkekeh melihat Oppa Sung Young yang cemberut daritadi menyaksikan kemesraan mereka. ENVY! “Eh, ini game Slender terbaru ya? Aku mainkan, ne?”
“JANGAAAAAAAAAAAAAAANNNN!!!”
*THE END*
NO PLAGIATOR!!
NO SILENT READER!!!
0 comments:
Post a Comment